Pages

Mahasiswa PGSD Kelas E Semester 2 UNY

Kerukunan dan kebersamaan adalah kita, aku kamu dia kalian adalah kita

Belajar di Alam

Salah satu type dan metode pembelajaran yang menarik bagi anak adalah belajar untuk keluar dan menatap alam secara langsung.

Sulitnya menanamkan kebudayaan pada anak

Globalisasi telah mengambil segalanya, jika anak tidak diperkenalkan dengan budaya kearifan lokal, maka yang akan terjadi adalah krisis budaya.

Kurikulum baru? Apakah pembelajaran baru?

Metode teacher consentris adalah metode esensialisme yang sudah ada sejak masa 1500an, dengan kurikulum 2013, akankah ada metode belajar yang baru bagi siswa SD?.

Anak Desa juga berhak Belajar

Deskriminasi dan kurangnya pemerataan pendidikan bagi anak desa adalah momok yang menakutkan bagi pendidikan Indonesia, Anak desa bisa membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing.

10 April 2013

TV Online Gratis

LT-Tech
Pos oleh Reza Rivano
Bagi adek-adek yang ngin melihat TV online secara gratis, berikut sudah saya sediakan,

Widget TV Online Mivo TV Online

9 April 2013

PGSD Kelas E UNY 2012 - Tentang Kelas Kami


Sebuah forum yang disebut kelas, yang akan bersama selama 4 tahun ke depan. Tidak ada perbedaan diantara kita, mana yang pintar dan mana yang belum pintar. mana yang IPK bagus dan yang belum bagus. Tidak ada deskriminasi diantara kita, karena tujuan kita sama. Tidak ada yang lebih spesial. Tujuan kita menjadi guru SD. Tentunya guru SD negeri yang profesional dengan acuan kurikulum dan kerja nyata yang terlihat profesional. Memacu anak didik agar bisa berjalan kearah yang lebih bagus lagi. Menuju masyarakat madani yang diawali dengan anak didik yang akan kita ajar nanti.

Admin,
Niken Retno Purwandari

Media Pembelajaran : Revolusi Bumi


Kali ini ada media pembelajaran ini,
yaitu revolusi bumi, adek-adek sudah tahu kan apa itu revolusi bumi,

nah, daripada kebanyakan teori, mendingan langsung download saja ya adek-adek,
lalu simpulkan apa revolusi itu? dari bulan Januari, Februari, Maret, April dan seterusnya,

Untuk Download, ini sudah saya sediakan link,
DOWNLOAD

passwordnya : maribelajar

Kami Penulis dan Admin


Nama : Reza Rivano
Status : Mahasiswa

Mahasiswa PGSD UNY 2012
TTL : Gunungkidul, 17 Juli 1994
Alamat : Logandeng , Playen, Gunungkidul
Catatan : Jadilah orang berkepribadian sederhana tetapi berfikir komplek



Nama : Niken Retno Purwandari
Status : Mahasiswa

Mahasiswa PGSD UNY 2012
TTL : Bantul, 17 Agustus 1994
Alamat : Trimulyo, Jetis, Bantul
Catatan : Galau itu Indah, #magnum

Ini lho Reog Ponorogo



LT-Tech - Reza Rivano

Ada yang sedikit berbeda dari aksi unjuk rasa sekitar 500 perangkat desa yang menuntut agar draf RUU Desa segera diserahkan ke DPR dan segera disahkan di Kementerian Dalam Negeri pada 20 Juni 2011. Kesenian khas Ponorogo, Jawa Timur, yakni Reog Ponorogo, mengiringi aksi unjuk rasa tersebut. Suasana aksi unjuk rasa para perangkat desa yang berasal dari seluruh desa se-Indonesia itu pun semakin semarak dan meriah dengan iringan kesenian Reog Ponorogo.

Banyak orang, mungkin, sudah sangat mengenal dengan salah satu warisan budaya bumi nusantara ini. Selain memang karena keunikan dari warisan budaya yang satu ini, beberapa tahun belakangan kebudayaan Reog Ponorogo ramai menjadi perbincangan di kalangan domestik maupun internasional. Namun, terlepas dari hal tersebut, salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia ini memang sangat menarik. Tidak hanya sebagai unsur budaya yang memiliki nilai jual pariwisata yang tinggi. Reog Ponorogo juga memiliki nilai historis kebudayaan yang sarat akan kearifan lokal yang penuh dengan pesan moral.

Reog Ponorogo pada dasarnya adalah salah satu seni budaya yang berasal dari tanah Jawa, tepatnya Jawa Timur yang bernama asli Reog. Namun, karena kesenian ini sudah sangat melekat dan diyakini berasal dari wilayah Ponorogo, maka nama Reog ditambahkan menjadi Reog Ponorogo. Tak heran, gerbang kota Ponorogo pun dihiasi oleh dua sosok khas Reog, yakni Warok dan Gemblak.

Reog juga acapkali diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Adapun instrumen pengi-ringnya, seperti kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung, dan (terutama) salompret, yang menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfer mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Dalam kesenian ini, tokoh utama yang sangat mencuri perhatian penontonnya adalah Reog, yakni ditampilkan dalam bentuk topeng kepala singa yang bermahkotakan bulu merak. Tokoh tersebut merupakan simbol untuk Kertabumi dalam cerita pemberontakan Ki Ageng Kutu.


Legenda Reog 
Ada banyak versi yang mengiringi perjalanan kesenian Reog Ponorogo, salah satunya adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Dikisahkan, Ki Ageng Kutu tidak suka dan marah menyaksikan adanya pengaruh yang kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan perilaku raja yang korup. Ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ki Ageng Kutu pun meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi Kerajaan Majapahit kelak.

Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan keraja-an maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan 'sindiran' kepada Raja Bhre Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog pun menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal.

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kerta-bhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari Gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuat-an Warok, yang berada di balik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singa barong yang mencapai lebih dari 50 kilogram hanya dengan menggunakan giginya.

Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabhumi me-ngambil tindakan dan menyerang pergu-ruannya. Pemberontakan oleh Warok pun dengan cepat dapat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun, murid-murid Ki Ageng Kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Banyak lagi cerita yang berkembang seputar kesenian Reog.

Yang jelas, hingga kini, masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya, Seni Reog me-rupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa ada-nya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Kontroversi
Beberapa waktu lalu, kesenian Reog sempat menjadi pemberitaan yang cukup memanaskan dan mengganggu hubung-an bilateral dua negara, Indonesia dan Malaysia. Pasalnya, Negeri Jiran tersebut mengklaim bahwa kesenian Reog merupakan kesenian asli dari Malaysia. 

Di Malaysia sendiri, memang, ada sebuah kesenian atau tarian sejenis Reog Ponorogo yang dinamakan Tari Barongan. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementerian Kebudayaan Kese-nian dan Warisan Malaysia. 

Kontroversi timbul karena pada to-peng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan 'Malaysia', dan diakui sebagai warisan masyarakat dari Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini pun memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo. Ribuan seniman Ponorogo sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta. Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut. Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan, bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut 'Barongan' di Malaysia da-pat dijumpai di Johor dan Selangor, ka-rena dibawa oleh rakyat Jawa yang me-rantau ke negeri tersebut.

Dikutip lansung dari majalahtopik.co.id

Cara Mengirim Karya

LT Tech
Bagaimana cara mengirim karya disini?
sangat mudah karyanya, karya dapat berupa puisi, cerpen, gambar, novel, pantun, dan apapun yang kalian suka untuk dibuat,
kirim saja karyanya ke rrcrev10@gmail.com ya?

Adek-adek sudah punya HP kan, atau pinjem HP ayah/bunda dan konfirmasi ke 081904111898 ya?
Yang terbaik, nanti dapat hadiah lho, hadiahnya dikirim via pos, nanti kita konfirmasi lewat HP dan e-mail. hadiahnya pasti menarik lhooo..
ayo adek-adek cepet ya dikirim??

Terimakasih,,
:)

Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar

Posting oleh Reza Rivano
Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum, termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.

Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.


Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.





Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.

Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013

ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.

Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.

Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.

Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.

Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.

Dikutip langsung dari www.kemendiknas.go.id


8 April 2013

Kontak Kami

Message Only      : +628562663788
Call                      : +6281904111898
WhatApp Invite   : +6281904111898
E-mail                  : rezarivano@gmail.com
                               maribelajarmandiri@gmail.com
Facebook             :
Twitter                 :
Google Plus         :

Mau kirim karya, klik disini, baca dahulu peraturannya disini.
terimakasih,

Writer,
Reza Rivano

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More